Pada tulisan sebelumnya saya sudah menyebutkan bahwa epidemiologi penyakit tumbuhan mempelajari perubahan penyakit dari satu waktu ke waktu berikutnya dan dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam hal ini, untuk mengukur perubahan penyakit perlu terlebih dahulu diukur keadaan penyakit pada satu waktu tertentu atau pada satu tempat tertentu. Keadaan penyakit pada waktu atau tempat tertentu itu diukur sebagai prevalensi, kejadian, atau keparahan penyakit. Pengukuran keadaan penyakit ini dipelajari dalam ilmu penyakit tumbuhan. Pengukuran perubahan penyakit tumbuhan merupakan fokus epidemiologi penyakit tumbuhan. Untuk mengukur perubahan penyakit, setidak-tidaknya diperlukan data keadaan penyakit dari dua waktu yang berbeda atau dari dua tempat yang berbeda, tetapi waktu dan tempat pengukuran yang semakin banyak akan menghasilkan ukuran perubahan yang lebih dapat dipercaya.
Misalkan pengukuran penyakit dilakukan pada 0, 20, 40, 60, 80, dan 100 HST dan diperoleh nilai proporsi keparahan penyakit berturut-turut sebesar 0, 0,2; 0,4; 0,6; 0,8, dan 1. Hasil pengamatan perkembangan tersebut dapat digunakan untuk membuat kurva perkembangan penyakit dalam waktu. Kurva perkembangan penyakit dapat dibuat dengan mudah dengan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel. Dengan menggunakan program aplikasi tabel lajur tersebut, data tersebut di atas menghasilkan kurva perkembangan penyakit sebagai berikut:
Oleh karena tidak tersedia persamaan kurva perkembangan penyakit maka untuk menghitung laju perubahan penyakit dari data keadaan penyakit digunakan penghitungan laju perubahan rata-rata r = Y2-Y1/X2-X1 =delta(Y)/delta(X), sebaiknya dengan nilai delta(X) yang kecil. Berdasarkan atas hasil perhitungan pada waktu-waktu yang berbeda tersebut kemudian dapat dihitung rerata laju perubahan penyakit sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut:
Silahkan lakukan perhitungan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel. Nilai rarata laju perubahan penyakit sebesar 0,5667%/hari yang dihasilkan dengan cara perhitungan di atas tentu sangat kasar. Data laju perubahan yang lebih teliti akan diperoleh dengan cara melakukan pengukuran penyakit dalam selang waktu yang sempit, misalnya setiap hari dari hari ke-10 sampai hari ke-45 setelah tanam. Tapi pengukuran penyakit setiap hari, keculi memang benar-benar diperlukan karena penyakit berkembang cepat, tentu akan sangat merepotkan, selain juga dapat merusak tanaman yang penyakitnya diukur. Untuk mengatasi hal tersebut dapat digunakan rumus perhitungan rerata laju perubahan penyakit modifikasi sebagai berikut:
dengan keterangan X1=waktu acuan pengukuran laju, Y0=keparahan penyakit pada waktu sebelum X1, Y2=keparahan penyakit pada waktu setelah X1, h1=selang waktu X1-X0, dan h2=selang waktu X2-X1. Dengan menggunakan rumus tersebut untuk mengukur rerata laju perubahan keparahan penyakit dari data pada tabel di atas dan dengan menggunakan waktu 20 dan 30 hari sebagai titik pengukuran diperoleh rerata laju perubahan penyakit sebesar 0,5650%/hari. Silahkan lakukan perhitungan dengan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel.
Cara lain yang dapat digunakan untuk menyatakan perkembangan penyakit adalah dengan menggunakan pendekatan integral. Perhatikan kurva perkembangan penyakit dari hari ke-0 sampai hari ke-21 di bawah ini:
Kurva tersebut dapat dibagi-bagi menjadi 7 bagian, masing-masing bagian berbentuk trapesium. Trapesium merupakan bidang yang dibatasi oleh dua garis sejajar. Di antara ke-7 trapesium yang menyusun kurva tersebut, kurva pertama dan kurva ke-7 merupakan trapesium bentuk khusus, yaitu satu dari kedua sisinya bernilai 0 sehingga membentuk segitiga siku-siku. Dalam hal perkembangan penyakit, garis sejajar merupakan ukuran penyakit pada dua waktu berturut-turut, sedangkan tinggi trapesium merupakan selang waktu pengamatan. Bila nilai penyakit pada waktu t(i)=Y(i) dan pada waktu t(i+1)=Y(i+1) maka luas trapesium yang dibatasi oleh garis sejajar Y(i) dan Y(i+1) dan tinggi t(i+1)-t(i) adalah [Y(i+1)+Y(i)]*[t(i+1)-t(i)]/2. Luas daerah di bawah kurva (LDBK) merupakan penjumlahan berturut-turut dari luas trapesium pertama sampai ke trapesium ke-7. LDBK tersebut, yang pada dasarnya merupakan integral dari fungsi yang menyatakan garis kurva, dapat digunakan sebagai pendekatan integral untuk menyatakan perubahan penyakit, dengan satuan %*hari. Contoh perhitungan LDBK dengan menggunakan data penyakit dari 3 kali pengamatan disajikan pada tabel berikut:
Perhitungan LDBK dapat dilakukan dengan mudah menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel.
Pengukuran laju perubahan penyakit dengan mengguanakan kedua pendekatan di atas diberikan dengan menggunakan contoh penghitungan laju perubahan penyakit dalam waktu (dari satu waktu ke waktu berikutnya). Pendekatan yang sama juga dapat digunakan untuk mengukur laju perubahan penyakit dalam ruang (dari satu tempat ke tempat lainnya). Bila digunakan untuk mengukur laju perubahan dalam ruang maka laju perubahan penyakit yang dihasilkan dinyatakan dalam satuan %/jarak, bukan %/waktu. Demikian juga dengan LDBK yang dihasilkan, satuannya adalah %*jarak, bukan %*waktu.
Di antara kedua cara tersebut di atas, cara dengan pendekatan integral dengan menghitung LDBK perkembangan penyakit merupakan cara yang lebih akurat. Oleh karena itu, LDBK perkembangan penyakit merupakan ukuran perubahan penyakit yang lebih banyak digunakan dalam penelitian dibandingkan dengan rerata laju perkembangan penyakit. LDBK perkembangan penyakit sering digunakan terutama bila pengukuran penyakit dilakukan kurang dari 7 kali atau bila lebih dari 7 kali, kurva perkembangan penyakit yang diperoleh ternyata tidak menghasilkan bentuk tertentu sebagaimana yang akan dibahas dalam tulisan saya selanjutnya mengenai pemodelan perkembangan penyakit. Pemodelan merupakan cara menyatakan perkembangan penyakit secara jauh lebih akurat. Namun sebelum mempelajari cara pemodelan tersebut, Anda perlu terlebih dahulu mempelajari proses epidemiologis yang berada di belakang perubahan penyakit yang perkembangannya akan kita modelkan. Proses tersebut adalah proses infeksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga menghasilkan penyakit yang berkembang dengan mengikuti model tertentu.
Pada tulisan ini Anda mempelajari cara menyatakan perubahan penyakit dalam waktu dan ruang dengan dua cara. Pertama dengan menghitung rerata laju perubahan dan kedua dengan menghitung luas daerag di bawah kurva (LDBK). Sebelum melakukan perhitungan, sebaiknya terlebih dahulu dibuat kurva perkembangan penyakit. Selanjutnya dilakukan perhitungan laju perubahan atau LDBK. Pembuatan kurva perkembangan penyakit maupun perhitungan rerata laju perubahan dan LDBK perkembangan penyakit dapat dilakukan dengan mudah menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mempelajari epidemiologi penyakit tumbuhan diperlukan pengetahuan mengenai prnggunaan program aplikasi komputer.
Misalkan pengukuran penyakit dilakukan pada 0, 20, 40, 60, 80, dan 100 HST dan diperoleh nilai proporsi keparahan penyakit berturut-turut sebesar 0, 0,2; 0,4; 0,6; 0,8, dan 1. Hasil pengamatan perkembangan tersebut dapat digunakan untuk membuat kurva perkembangan penyakit dalam waktu. Kurva perkembangan penyakit dapat dibuat dengan mudah dengan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel. Dengan menggunakan program aplikasi tabel lajur tersebut, data tersebut di atas menghasilkan kurva perkembangan penyakit sebagai berikut:
Oleh karena tidak tersedia persamaan kurva perkembangan penyakit maka untuk menghitung laju perubahan penyakit dari data keadaan penyakit digunakan penghitungan laju perubahan rata-rata r = Y2-Y1/X2-X1 =delta(Y)/delta(X), sebaiknya dengan nilai delta(X) yang kecil. Berdasarkan atas hasil perhitungan pada waktu-waktu yang berbeda tersebut kemudian dapat dihitung rerata laju perubahan penyakit sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut:
Silahkan lakukan perhitungan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel. Nilai rarata laju perubahan penyakit sebesar 0,5667%/hari yang dihasilkan dengan cara perhitungan di atas tentu sangat kasar. Data laju perubahan yang lebih teliti akan diperoleh dengan cara melakukan pengukuran penyakit dalam selang waktu yang sempit, misalnya setiap hari dari hari ke-10 sampai hari ke-45 setelah tanam. Tapi pengukuran penyakit setiap hari, keculi memang benar-benar diperlukan karena penyakit berkembang cepat, tentu akan sangat merepotkan, selain juga dapat merusak tanaman yang penyakitnya diukur. Untuk mengatasi hal tersebut dapat digunakan rumus perhitungan rerata laju perubahan penyakit modifikasi sebagai berikut:
dengan keterangan X1=waktu acuan pengukuran laju, Y0=keparahan penyakit pada waktu sebelum X1, Y2=keparahan penyakit pada waktu setelah X1, h1=selang waktu X1-X0, dan h2=selang waktu X2-X1. Dengan menggunakan rumus tersebut untuk mengukur rerata laju perubahan keparahan penyakit dari data pada tabel di atas dan dengan menggunakan waktu 20 dan 30 hari sebagai titik pengukuran diperoleh rerata laju perubahan penyakit sebesar 0,5650%/hari. Silahkan lakukan perhitungan dengan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel.
Cara lain yang dapat digunakan untuk menyatakan perkembangan penyakit adalah dengan menggunakan pendekatan integral. Perhatikan kurva perkembangan penyakit dari hari ke-0 sampai hari ke-21 di bawah ini:
Kurva tersebut dapat dibagi-bagi menjadi 7 bagian, masing-masing bagian berbentuk trapesium. Trapesium merupakan bidang yang dibatasi oleh dua garis sejajar. Di antara ke-7 trapesium yang menyusun kurva tersebut, kurva pertama dan kurva ke-7 merupakan trapesium bentuk khusus, yaitu satu dari kedua sisinya bernilai 0 sehingga membentuk segitiga siku-siku. Dalam hal perkembangan penyakit, garis sejajar merupakan ukuran penyakit pada dua waktu berturut-turut, sedangkan tinggi trapesium merupakan selang waktu pengamatan. Bila nilai penyakit pada waktu t(i)=Y(i) dan pada waktu t(i+1)=Y(i+1) maka luas trapesium yang dibatasi oleh garis sejajar Y(i) dan Y(i+1) dan tinggi t(i+1)-t(i) adalah [Y(i+1)+Y(i)]*[t(i+1)-t(i)]/2. Luas daerah di bawah kurva (LDBK) merupakan penjumlahan berturut-turut dari luas trapesium pertama sampai ke trapesium ke-7. LDBK tersebut, yang pada dasarnya merupakan integral dari fungsi yang menyatakan garis kurva, dapat digunakan sebagai pendekatan integral untuk menyatakan perubahan penyakit, dengan satuan %*hari. Contoh perhitungan LDBK dengan menggunakan data penyakit dari 3 kali pengamatan disajikan pada tabel berikut:
Perhitungan LDBK dapat dilakukan dengan mudah menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel.
Pengukuran laju perubahan penyakit dengan mengguanakan kedua pendekatan di atas diberikan dengan menggunakan contoh penghitungan laju perubahan penyakit dalam waktu (dari satu waktu ke waktu berikutnya). Pendekatan yang sama juga dapat digunakan untuk mengukur laju perubahan penyakit dalam ruang (dari satu tempat ke tempat lainnya). Bila digunakan untuk mengukur laju perubahan dalam ruang maka laju perubahan penyakit yang dihasilkan dinyatakan dalam satuan %/jarak, bukan %/waktu. Demikian juga dengan LDBK yang dihasilkan, satuannya adalah %*jarak, bukan %*waktu.
Di antara kedua cara tersebut di atas, cara dengan pendekatan integral dengan menghitung LDBK perkembangan penyakit merupakan cara yang lebih akurat. Oleh karena itu, LDBK perkembangan penyakit merupakan ukuran perubahan penyakit yang lebih banyak digunakan dalam penelitian dibandingkan dengan rerata laju perkembangan penyakit. LDBK perkembangan penyakit sering digunakan terutama bila pengukuran penyakit dilakukan kurang dari 7 kali atau bila lebih dari 7 kali, kurva perkembangan penyakit yang diperoleh ternyata tidak menghasilkan bentuk tertentu sebagaimana yang akan dibahas dalam tulisan saya selanjutnya mengenai pemodelan perkembangan penyakit. Pemodelan merupakan cara menyatakan perkembangan penyakit secara jauh lebih akurat. Namun sebelum mempelajari cara pemodelan tersebut, Anda perlu terlebih dahulu mempelajari proses epidemiologis yang berada di belakang perubahan penyakit yang perkembangannya akan kita modelkan. Proses tersebut adalah proses infeksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga menghasilkan penyakit yang berkembang dengan mengikuti model tertentu.
Pada tulisan ini Anda mempelajari cara menyatakan perubahan penyakit dalam waktu dan ruang dengan dua cara. Pertama dengan menghitung rerata laju perubahan dan kedua dengan menghitung luas daerag di bawah kurva (LDBK). Sebelum melakukan perhitungan, sebaiknya terlebih dahulu dibuat kurva perkembangan penyakit. Selanjutnya dilakukan perhitungan laju perubahan atau LDBK. Pembuatan kurva perkembangan penyakit maupun perhitungan rerata laju perubahan dan LDBK perkembangan penyakit dapat dilakukan dengan mudah menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mempelajari epidemiologi penyakit tumbuhan diperlukan pengetahuan mengenai prnggunaan program aplikasi komputer.
Revisi belum pernah dilakukan
Hak cipta tulisan ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License.
Untuk memahami tulisan singkat ini secara lebih tuntas, silahkan klik setiap tautan yang tersedia. Bila Anda masih mempunyai pertanyaan, silahkan sampaikan melalui kotak komentar di bawah ini.
Setelah mengerjakan tugas 2 ,saya mnejadi paham tentang cara menghitung perkembangan penyakit dengan menggunakan LDBK namun yang masi membingungkan adalah mengerjakan kolom 3.7 dengan rumus rerata laju perubahan penyakit modifikasi.Saya mengalami kesulitan dalam melakukan perincian rumus tersebut ke dalam tabel excel.
BalasHapusselain menggunakan lajur excel apakah perhitungan LDBK dapat menggunakan R ?
BalasHapusBenar, dapat dilakukan dengan lebih mudah menggunakan R. Silahkan kunjungi https://www.apsnet.org/edcenter/advanced/topics/EcologyAndEpidemiologyInR/DiseaseProgress/Pages/AUDPC.aspx untuk mempelajari cara menggunakan R untuk menghitung LDBK.
HapusApakah dalam Mengukur Perubahan Penyakit Secara Kuantitatif hanya menggunakan cara dengan pendekatan integral dengan menghitung LDBK perkembangan penyakit merupakan cara yang lebih akurat. Apakah ada cara lain selain dua pendekatan tersebut untuk mengukur perubahan penyakit secara kuantitatif ?
BalasHapusAda, dengan melakukan pemodelan perkembangan penyakit yang akan saya uraikan pada tulisan selanjutnya.
HapusPerhitungan rerata laju perubahan penyakit modifikasi memiliki banayak perincian rumus ketika dimasukan kedalam aolikasu excel sehingga saya kesulitan dalam mengerjakan soal ini pak.Mungkin saya perlu mempelajari lagi lebi dalam atau dengan tuntunan orang yang suda memahami.
BalasHapusBosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
BalasHapushanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :D