LDBK merupakan satu di antara tiga cara untuk menganalisis perkembangan penyakit. Dua cara lainnya adalah: (1) penentuan laju perkembangan penyakit dengan teknik pemodelan setelah terlebih dahulu data ditransormasi monit, logit, dan gompit dan (2) analisis ragam data pengamatan berulang. Perkembangan pernyakit merupakan perubahan kejadian (incidence) atau keparahan (severity) penyakit dari satu waktu tertentu ke waktu berikutnya. Misalkan Anda mengukur kejadian penyakit sebanyak 7 kali berturut-turut dengan selang waktu 2 hari dan Anda memperoleh keparahan 0,1; 1,2; 11,7, 22,1; 35,3; 39,4; dan 41,2%. Data kejadian penyakit yang Anda peroleh dari setiap waktu pengukuran merupakan kejadian penyakit pada waktu itu. Dengan memperhatikan nilai kejadian penyakit dari 7 kali pengukuran tersebut tampak bahwa kejadian penyakit berubah dari waktu ke waktu.
Kejadian penyakit dari waktu ke waktu tersebut dapat diintegrasikan untuk menyatakan perkembangan penyakit dan integrasi itulah yang disebut LDBK. Penggunaan LDBK lebih mudah dibandingkan dengan penggunaan kedua cara lainnya sehingga mahasiswa pada umumnya lebih memilih untuk menggunakannya dalam skripsi. Meskipun mudah, ternyata banyak skripsi di mana LDBK digunakan secara kurang tepat (perhitungan atau pencantuman satuannya). LDBK (Area Under the Disease Progress Curve=AUDPC) dihitung dengan menggunakan rumus:
dengan keterangan: AUDPC=Area Under the Disease Progress Curve (LDBK), Xi=kejadian atau keparahan penyakit pada waktu ke-(i), Xi+1=kejadian atau keparahan penyakit pada waktu ke-(i+1), ti=waktu pengamatan ke-(i), ti+1=waktu pengamatan ke-(i+1), dan n=jumlah pengamatan. Perhatikan bahwa rumus di atas sebenarnya merupakan penjumlahan berturut-turut luas trapesium dengan garis sejajar Xi dan Xi+1 serta tinggi t(i+1)-ti. Luas setiap trapesium dihitung dengan rumus jumlah garis sejajar dikalikan dengan tinggi dibadi dua. Perhatikan gambar di bawah ini:
Karena merupakan pengintegrasian maka LDBK mempunyai satuan majemuk sebagai perkalian antara satuan waktu pengamatan dan satuan keparahan penyakit. Bila satuan waktu pengamatan adalah hari dan satuan keparahan penyakit adalah % maka satuan LDBK menjadi hari*%.
Saya akan menjelaskan cara membuat kurva dan menghitung LDBK dengan menggunakan data perkembangan penyakit hawar dini pada 4 kultivar kentang. Data bersumber dari buku Introduction to Plant Disease Epidemiology oleh Campbell & Madden (1991). Data, pembuatan kurva dengan Excel, dan penghitungan LDBK dengan menggunakan Excel saya sediakan untuk Anda unduh dan gunakan sebagai contoh. Dengan menggunakan contoh ini, saya berharap lain kali tidak ada lagi mahasiswa yang menghitung LDBK dengan cara yang salah dalam menyusun skripsi. Selain dengan menggunakan Excel, saya juga menyediakan contoh membuat kurva dan menghitung LDBK dengan menggunakan R. R merupakan program aplikasi statistika akses terbuka yang dapat diunduh dan digunakan gratis. Silahkan unduh R untuk sistem operasi Linux, Mac OS X, atau Windows yang disertai dengan panduan penggunaan R dalam format PDF dalam menu Help. Saya menyertakan program untuk membuat kurva dan untuk menghitung LDBK untuk diunduh dan digunakan sebagai contoh. Silahkan salin (copy) program untuk membuat kurva dan program untuk menghitung LDBK dan tempel (paste) pada setelah kode > pada konsol R (R Console).
Berikut adalah kurva perkembangan penyakit hawar dini pada 4 kultivar kentang yang dibuat dengan menggunakan Excel (kiri) dan dengan menggunakan R (kanan):
|
|
Saya sengaja memberikan contoh dengan menggunakan R karena R merupakan program aplikasi statistika yang sangat lengkap dan bersifat terbuka. Karena bersifat terbuka maka Anda tidak perlu membajak sebagaimana yang Anda lakukan (bahkan juga dilakukan oleh dosen) bila menggunakan program aplikasi statistika berbayar seperti Minitab, SPSS (Statistical Package for Social Sciences), atau SAS (Statistical Analysis System). Anda dapat mempelajari dan melakukan analisis statistik manapun yang Anda perlukan dengan menggunakan R, termasuk tentu saja melakukan analisis ragam dan uji pembandingan ganda (multiple comparison test) yang lazim disebut uji lanjut. Silahkan tanyakan bagaimana cara menggunakan R untuk melakukan analisis ragam dan berbagai analisis statistik lainnya pada saat Anda mengambil matakuliah Perancangan Percobaan. Atau, bila dosen tidak bisa memberikan penjelasan, silahkan kunjungi:
http://cran.r-project.org/web/views/ExperimentalDesign.html. Hari gini, kalau masih menggunakan program bajakan, malu ah... (apalagi kalau mengajar mahasiswa menggunakan program bajakan).
Dari uraian tersebut saya dapat mengetahui bahwa LDBK merupakan satu di antara tiga cara untuk menganalisis perkembangan penyakit. Dua cara lainnya adalah: (1) penentuan laju perkembangan penyakit dengan teknik pemodelan setelah terlebih dahulu data ditransormasi monit, logit, dan gompit dan (2) analisis ragam data pengamatan berulang. Tetapi dalam penulisan skripsi untuk menghitung LDBK, kebanyakan mahasiswa lupa mencantumkan angka LDBK tanpa disertai satuan atau disertai dengan satuan yang salah.
BalasHapusdari materi yang bapak paparkan, saya dapat menyimpulkan bahwa (LDBK) sangat penting dimana akan digunakan untuk menganalisis perkembangan penyakit tumbuhan sehingga mempermudah kita untuk menentukan sejauh mana tindakan pengendalian yang akan kita lakukan.LDBK merupakan satu di antara tiga cara untuk menganalisis perkembangan penyakit. Dua cara lainnya adalah: (1) penentuan laju perkembangan penyakit dengan teknik pemodelan setelah terlebih dahulu data ditransormasi monit, logit, dan gompit dan (2) analisis ragam data pengamatan berulang.Dari saya sendiri saya masih binggung dengan arti data ditransormasi monit,logit dan gompit,artinya bagaimana???Cara membuat kurva dan menghitung LDBK dengan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel dan program aplikasi analisis statistika R.Yang ingin saya tanyakan apakah masih ada cara lain yang mungkin juga cukup baik dan benar untuk menghitung LDBK????Dan jika ada dari saya meminta jika bapak bersedia,tolong jelaskan mengenai cara tersebut.TERIMA KASIH
BalasHapus(1) Transformasi berasal dari bahasa Inggris transformasion (trans+formation), berarti mengubah (trans) bentuk (form) sesuatu. Dalam hal ini yang dimaksud dengan transformasi adalah mengubah nilai kejadian atau keparahan penyakit dari persentase atau proporsi ke dalam bentuk lain. Misalnya 10 dan 100 yang berjenjang perkalian dapat diubah menjadi bentuk lain dengan transformasi log menjadi 1 dan 2 yang berjenjang pertambahan. (2) LDBK tentu saja juga dapat dihitung dengan menggunakan kalkulator, tetapi sudah tidak zamannya lagi (kecuali bila ingin berjualan LDBK di pasar Inpres).
HapusDari uraian atau materi yang suda dibacakan bahwa ternyata perhitungan menggnuakan kurva LDBK sangat penting untuk digunakan dalam menganalisis sebuah penyakit. Selain menggunakan LDBK bisa juga menggnakan, penentuan laju perkembangan penyakit dengan teknik pemodelan setelah terlebih dahulu data ditransormasi monit, logit, dan gompit dan analisis ragam data pengamatan berulang. Dengan adanya analisis penyakit seperti ini maka mahasiswa akan lebih memahami dan mengerti bagaimana penting menggunakan kurva LDBK, dalam menganalisis data penyakit. Semoga dengan adanya analisis LDBK ini maka dalam penulisan Karia Ilimiah atau Skripsi mahasiswa bisa menggunakan analisis LDBK.
BalasHapusmateri LDBK ini sangat membantu saya dalam menganalisis perkembangan penyakit tumbuhan. LDBK ini juga merupakan salah satu dari 3 cara yaitu penentuan laju perkembangan penyakit dengan teknik pemodelan setelah terlebih dahulu data ditransormasi monit, logit, dan gompit serta analisis ragam data pengamatan berulang. juga contoh membuat kurva LDBK dalam excel dan kurva menggunakan R sangat membantu saya dalam mempelajari dan menganalisis perkembangan penyakit tumbuhan. terimakasih,.
BalasHapusKalau menurut saya tentang materi LDBK sangat membantu mahasiswa dalam menganalisis gejala perkembangan penyakit pada setiap tanaman.karena dalam materi tersebut memiliki tiga cara untuk menganalisis perkembangan penyakit, dua cara diantaranya:1)penentuan laju perkembangan penyakit degan teknik permodelan setelah terlebih dahulu data ditransormasi monit,logit dan ngompit,2)analisis ragam data pengamatan berulang .jika mahasiwa menggunakan perhitungan LDBK,akan mempermudah dalam penulisan skripsi karena cara perhitungannya akan lebih tepat dan tidak membingungkan.
BalasHapusSetelah saya membaca materinya saya dapat mengetahui bahwa ternyata ada tiga cara untuk menganalisis perkembangan penyakit diantaranya adalah LBDK(Luas Daerah Bawah Kurva).Adapun kedua cara lainnya yaitu penentuan laju perkembangan penyakit dengan teknik pemodelan setelah terlebih dahulu data ditransormasi monit, logit, dan gompit dan analisis ragam data pengamatan berulang.namun yang arus kita ketahui bersama bahwa LBDK mempunyai satuan yang mejemuk yaitu perkalian antara satuan waktu dan intensitas keparahan penyakit.Bila satuan waktu adalah hari dan satuan keparahan penyakit adalah % maka satuannya LBDK adalah hari×%.
BalasHapusDari materi yang sudah di berikan mengenai (LDBK) Saya berpendapat bahwa (LDBK) Sangatlah membantu kita dalam menganalisis perkembangan penyakit tumbuhan.
BalasHapusDan dari materi tersebut saya dapat menyimpulkan mengenai hal-hal penting yang harus kami ketahui sebagai seorang mahasiswa, terhadap LDBK adalah LDBK merupakan satu di antara tiga cara untuk menganalisis perkembangan penyakit. Dua cara lainnya adalah :
1) Penentuan laju logit,dan gompit dan
2) Analisis ragam data pengamatan berulang.
Hal penting lain bagi LDBK adalah mempermudah kita dalam menganalisis pekembangan penyakit dan mempemudah kita dalam menentukan sejauh mana tindakanpengendalian yang akan kita lakukan. Terima kasih.
menurut saya, materi tentang cara perhitungan menggunakan LDBK sangat berguna bagi kami mahasiswa karena, LDBK merupakan satu di antara tiga cara untuk menganalisis perkembangan penyakit. Dua cara lainnya adalah: (1) penentuan laju perkembangan penyakit dengan teknik pemodelan setelah terlebih dahulu data ditransormasi monit, logit, dan gompit dan (2) analisis ragam data pengamatan berulang. Perkembangan pernyakit merupakan perubahan kejadian (incidence) atau keparahan (severity) penyakit dari satu waktu tertentu ke waktu berikutnya.
BalasHapusDengan begitu banyak penyakit pada tanaman sangat sulit untuk menghitung atau menganalisis penyakit apalagi perkembangan penyakit merupakan perubahan kejadian atau keparahan penyakit dari satu waktu tertentu ke waktu berikutnya tapi dengan bahan yang ada saya dapat menganalisi perkembangan penyakit tumbuhan dengan menghitung LBK dan pembuatan kurva untuk mengukur tingkat perkembangan penyakit yang sudah tersebar suatu daerah.
BalasHapusPak,apa manfaat lain dari LDBK di banding dengan teknik perhitungan lainnya?misalnya tingkat ketelitiannya seperti apa?Saya akan pelajari lebi mendalam tentang LDBK agar ketika penelitian tidak melakukan kesalahan.
BalasHapusLDBK lazim digunakan dalam jurnal-jurnal ilmiah internasional untuk mengukur perkembangan penyakit bila pengamatan penyakit dilakukan kurang dari 7 kali pengamatan. Kelemahan penggunaan LDBK adalah tidak diketahui tipe perkembangan penyakit, apakah merupakan penyakit monosiklik atau penyakit polisiklik. Permasalahan dalam hal ini bukan pada tingkat ketelitian, melainkan pada ketersediaan data dan tujuan penelitian.
HapusSetelah membaca tulisan ini saya ingin bertanya pada Bapak, apakah kelebihan dan kekurang dari aplikasi excel maupun aplikasi R dalam menghitung LDBK? Terima Kasih
BalasHapusuntuk menghitung LDBK saya masih sangat bingung. apakah dalam menghitung LDBK kita harus menggunakan aplikasi R dan Excel atau apakah bisa menggunakan salah satu aplikasi saja ?
BalasHapusKeduanya akan memberikan hasil yang sama (coba lakukan sendiri dengan menggunakan Excel dan R). Hanya saja, karena R merupakan program aplikasi khusus untuk analisis statistika, perhitungan dengan menggunakan R akan memberikan kesan lebih hebat (sama dengan menggunakan kalkulator dan menggunakan SPSS untuk menganalisis data percobaan).
HapusPenuntun pembuatan R yang bapak berikan pada lembar soal uts sangat bermanfaat dan membuat saya lebi paham tentang R.
BalasHapussebelum perkuliahaan secara online ini diakhiri, ada beberapa poin pertanyaan yang ingin saya ajukan-yakni:
BalasHapus-> Apakah penyakit mosaik pada ubi kayu, sudah merambah di NTT dengan tingkat kerugian diatas ambang ekonomi atau belum? serta pola pengendalian seperti apakah yang paling efektif dalam mengatasi masalah tersebut!
-> sebenarnya istilah yang digunakan dalam Pemodelan Perkembangan Penyakit Tumbuhan dalam Waktu: Dengan Model Logit, Monit, Gompit tersebut didasarkan atas teori apa sehingga menggunakan nomenklatur tersebut...
saya kurang memahami ketiga istilah tersebut_mohon penjelasannya...Tq
(1) Penyakit mosaik ubi kayu sudah terdapat di NTT, sedangkan untuk mengetahui tingkat kerugiannya, silahkan nanti teliti sendiri untuk menyusun skripsi. (2) Pemodelan penyakit didasarkan pada teori ekologi populasi bahwa padat populasi akan berkembang seiring dengan waktu dan akan menyebar dalam ruang. Model monomolekuler didasarkan atas teori kecepatan reaksi molekul kimia, sedangkan model logistik dan model Gompertz didasarkan pada model perkembangan populasi mahluk hidup pada umumnya yang menyatakan bahwa perkembangan populasi mahluk hidup berlangsung mjula-mula secara pelan, kemudian menjadi lebih cepat, dan akhirnya melambat kembali setelah sumberdaya yang diperlukan untuk mendukung perkembangan mulai semakin langka (berkurang). Sangat disayangkan bila mahasiswa agroteknologi tidak memahami teori dasar ekologi populasi ini (karena matakuliah ekologi tidak lagi diajarkan).
Hapusdari materi yang bapak posting kira2 ada buku yang menjadi referensinya gak?
BalasHapuskalau ada bukunya mohon infonya dari bapak. penting :)
terima kasih
Terima kasih banyak pak, saya sedang mempelajari cara menghitung AUDPC dan kesulitan menemukan literatur yang mudah dipahami. Semoga next bapak bisa merambah ke youtube.. saya yakin akan berguna bagi banyak orang.. sukses selalu 🙏
BalasHapus