Hasil UAS EPT Semester Genap 2011/2012 Mengecewakan

Epidemiologi Penyakit Tumbuhan merupakan matakuliah lanjutan bagi mahasiswa yang telah lulus matakuliah Ilmu Penyakit Tumbuhan. Oleh karena itu, mahasiswa perserta kuliah matakuliah ini diharapkan sudah memahami konsep-konsep dasar ilmu penyakit tumbuhan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan sudah mempunyai dasar-dasar analisis statistika seperti misalnya analisis regresi dan analisis ragam. Tentu saja, seiring dengan penguasaan dasar-dasar analisis statistika ini, mahasiswa diharapkan juga telah menguasai dasar-dasar penggunaan program aplikasi komputer untuk analisis data dan pembuatan kurva. Pengetahuan dasar yang perlu dikuasai oleh mahasiswa peserta kuliah sudah disampaikan pada awal kuliah. Tautan (link) untuk memperoleh sumberdaya untuk mempelajari pengetahuan dasar itu sudah diberikan melalui blog matakuliah. Kesempatan bertanya sudah diberikan seluas-luasnya pada saat kuliah.


Meskipun demikian, hasil kuliah semester ini sungguh di luar dugaan. Mahasiswa bahkan tidak menguasai konsep dasar mengenai ilmu penyakit tumbuhan. Mahasiswa kurang memahami konsep penyakit sehingga dalam mengerjakan tugas, banyak yang menggunakan istilah "diserang penyakit" atau "penyakit menyerang". Penyakit merupakan proses, bukan mahluk hidup, sehingga tidak bisa menyerang. Mahasiswa juga kurang menguasai konsep gejala penyakit yang dalam epidemiologi penyakit tumbuhan digunakan sebagai dasar untuk "mengukur" penyakit. Pada umumnya, mahasiswa tidak bisa membedakan berbagai gejala penyakit dan mencampuradukkannya dengan tanda penyakit. Mahasiswa juga tidak bisa membedakan antara daur patogen dan daur penyakit. Padahal, daur penyakit merupakan konsep yang menjadi dasar dalam mempelajari epidemiologi penyakit tumbuhan.

Mengenai dasar-dasar statistika, mahasiswa ternyata belum mempunyai bekal yang memadai mengenai analisis regresi. Bukan hanya itu, mahasiswa pada umumnya sangat lemah dalam penguasaan metode statistika. Mereka tidak mengerti apa perbedaan dan persamaan antara analisis regresi dengan analisis ragam, apa perbedaan dan persamaan antara analisis regresi dengan analisis korelasi. Mahasiswa memang telah lulus matakuliah statistika, tetapi sama sekali tidak memahami apa itu analisis regresi dan apa tujuan melakukan analisis regresi. Padahal, dalam epidemiologi penyakit tumbuhan analisis regresi merupakan dasar untuk melakukan pemodelan perkembangan penyakit, baik dalam dimensi waktu maupun dimensi ruang. Tanpa menguasai analisis regresi, akan sangat sulit menganalisis perkembangan penyakit, padahal epidemiologi penyakit tumbuhan merupakan matakuliah yang berfokus pada mempelajari perkembangan penyakit.

Yang lebih ironis justeru adalah penguasaan mahasiswa dalam penggunaan program aplikasi komputer untuk melakukan analisis data maupun membuat grafik. Mahasiswa sudah lulus matakuliah aplikasi komputer, tetapi anehnya, amat sedikit yang mampu menggunakan Excel untuk melakukan analisis data. Excel sebenarnya dapat digunakan bukan hanya sebagai tabel lajur guna memasukkan data kuantitatif, tetapi juga untuk melakukan analisis statistika sederhana semacam uji z, uji t, analisis ragam, dan analisis regresi dengan terlebih dahulu menginstalasi data analysis tool pack. Untuk menganalisis data tidak selalu diperlukan program aplikasi khusus semacam SPSS atau SAS. Sayang, mahasiswa tidak mengetahui hal ini mungkin karena sebelumnya tidak ada yang pernah memberitahu bagaimana menggunakan Excel untuk melakukan analisis data. Bahkan, sebagian besar mahasiswa tidak bisa menggunakan Excel untuk membuat grafik dengan benar. Dalam arti, mahasiswa tidak bisa memilih jenis grafik yang tepat untuk tujuan tertentu. Hal ini tentu sangat memiriskan mengingat hal ini justeru terjadi pada era teknologi informasi.

Namun demikian, yang lebih menyedihkan lagi adalah disiplin dan keinginan belajar mahasiswa. Untuk kuliah yang dijadwalkan mulai pukul 8.00, mahasiswa datang pukul 8.30 atau bahkan pukul 9.00. Yang mengagetkan, mereka datang seperti tanpa merasa bersalah, seperti orang penting yang ditunggu-tunggu kehadirannya. Tidak bisa dibayangkan, bagaimana nanti setelah mereka benar-benar menjadi pejabat, tentu merekaakan merasa sebagai orang yang harus ditunggu. Dalam mengikuti kuliah, tidak ada yang mau bertanya, meskipun kesempatan bertanya telah diberikan seluas-luasnya. Kalaupun ada yang bertanya, yang ditanyakan pada umumnya merupakan topik yang tidak dibahas pada saat itu. Hal ini mungkin terjadi karena mereka tidak pernah membaca bahan ajar, padahal bahan ajar sudah disediakan secara online untuk diunduh. Dari seluruh mahasiswa peserta kuliah, tidak lebih dari 30% saja yang meminta sandi untuk mengunduh bahan ajar.

Keadaan memang sudah semakin memburuk dari tahun ke tahun, tetapi sangat terasa setelah program studi digabungkan dan kurikulum diubah menjadi berbasis kompetensi. Entah apa yang salah, tetapi tulisan ini saya buat karena sudah tidak ada lagi tempat untuk mengeluh, bagaimana harus memperbaiki keadaan ini. Saya sudah menyampaikan bahwa memperbaiki kurikulum tidak akan mengubah apa-apa bila fasilitas belajar tidak berubah, tapi siapa yang akan mendengar? Bagi mahasiswa yang penting adalah menjadi sarjana dan bagi manajemen fakultas dan jurusan yang penting adalah menghasilkan sarjana secepat mungkin dan sebanyak-banyaknya. Inilah yang disebut prestasi, tidak peduli apakah luluasannya bisa menggunakan Excel atau tidak.